Nilai pH larutan Garam
A. Garam dari asam kuat dan basa kuat
Garam ini mengalami hidrolisis sebagian (parsial),
yaitu ion yang berasal dari basa lemah.
Ion yang terhidrolisis adalah kation yang
berasal basa lemah sehingga menghasilkan ion hidrogen (H+) sehingga
larutan in bersifat asam.
Reaksi yang terjadi pada larutan garam ini, misalnya
pada larutan NH4Cl adalah sebagai berikut:
Reaksi ionisasi: NaCl(aq) ® Na+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi hidrolisis: Na+(aq)
+ H2O(l) ⇸ (tidak bereaksi)
Cl-(aq)
+ H2O(l) ⇸ (tidak bereaksi)
Garam ini mengalami hidrolisis sebagian (parsial),
yaitu ion yang berasal dari basa lemah.
Ion yang terhidrolisis adalah kation yang
berasal basa lemah sehingga menghasilkan ion hidrogen (H+) sehingga
larutan in bersifat asam.
Reaksi yang terjadi pada larutan garam ini, misalnya
pada larutan NH4Cl adalah sebagai berikut:
Reaksi ionisasi: NH4Cl(aq) ® NH4+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi hidrolisis: NH4+(aq)
+ H2O(l) ⇄ NH4OH(aq)
+ H+(aq)
Cl-(aq)
+ H2O(l) ⇸ (tidak bereaksi)
Untuk memahami cara menghitung pH larutan garam ini, perhatikan penjabaran berikut.
Misalnya pada suatu garam dengan rumus L-SA,
di mana L+ berasal dari basa lemah dan SA-
berasal dari asam kuat.
ion yang terhidrolisis adalah yang berasal dari basa
lemah yaitu L+.
Reaksi
ionisasi:
Reaksi hidrolisis:
Tetapan hidrolisis:
Maka persamaannya menjadi
Atau dapat ditulis
Reaksi kesetimbangan air: H2O(l) ⇄ H+(aq) + OH- (aq)
Tetapan kesetimbangan air:
Reaksi ionisasi basa lemah: LOH(aq) ⇄ L+(aq) + OH-(aq)
Tetapan ionisasi basa lemah:
Atau
Sehingga persamaan (3) dapat ditulis
Persamaan
hidrolisis, menunjukkan bahwa [LOH] = [H+], sehingga
Atau
Sehingga
Di mana :
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
[L+] = konsentrasi ion yang terhidrolisis
(mol/L atau M)
C.
Garam
dari asam lemah dan basa kuat
Garam ini mengalami hidrolisisi parsial dan bersifat asam.
Ion yang terhidrolisis adalah anion sisa asam yang
berasal dari asam lemah sehingga menghasilkan ion hidroksida (OH-)
sehingga larutan bersifat basa.
Contoh: CH3COONa, KF, NaCN, dan (CH3COO)2Ca.
Reaksi yang terjadi pada larutan garam ini, misalnya
larutan CH3COONa, sebagai berikut.
Reaksi ionisasi: CH3COONa(aq) ® CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Reaksi hidrolisis: CH3COO-(aq)
+ H2O(l) ⇄ CH3COOH(aq)
+ OH-(aq)
Na+(aq)
+ H2O(l) ⇸ (tidak bereaksi)
Misalnya pada suatu garam dengan rumus L-SA,
di mana L+ berasal dari basa kuat dan SA-
berasal dari asam lemah.
ion yang terhidrolisis adalah yang berasal dari asam
lemah yaitu SA-.
Dengan munurunkan rumus seperti di garam sebelumnya,
maka akan diperoleh rumus:
Di mana :
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
[SA-] = konsentrasi ion yang terhidrolisis
(mol/L atau M)
D.
Garam
dari asam lemah dan basa lemah
Garam ini mengalami hidrolisis total.
Sifat larutan garam ini tergantung pada nilai Ka dan Kb dari asam dan basa penyusunnya.
Sifat larutan garam ini tergantung pada nilai Ka dan Kb dari asam dan basa penyusunnya.
Jika Ka < Kb maka larutan garam bersifat basa
Jika Ka = Kb maka larutan garam bersifat netral
Jika Ka > Kb maka larutan garam bersifat asam
Untuk menghitung pH larutan garam ini dapat
menggunakan rumus:
Demikian pembahasan mengenai hidrolisis garam untuk
pelajaran kimia kelas XI. Semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan silahkan tulis
di kolom komentar. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment
Komentar Anda: