Bagian 2
Sel Elektrokimia
Oleh:
Nuryanto, S.Pd., M.Pd.
MAN 1 Semarang
Sel elektrokimia
Silahkan unduh versi PDF nya:
1. Potensial sel
Potensial sel merupakan selisih
potensial listrik antar-elektrode yang mendorong elektron mengalir yang
disebabkan perbedaan rapatan muatan antar-elektrode.
Potensial sel yang diukur pada 25oC dengan konsentrasi ion-ion 1 M
dan tekanan gas 1 atm disebut Potensial Sel Standar (Eosel).
Potensial
elektrode adalah potensial sel yang
dihasilkan oleh suatu elektrode dengan elektrode hidrogen. Apabila pengukuran dilakukan pada
kondisi standar (25oC, 1 M, 1 atm), disebut potensial
eletrode standar (Eo).
Urutan logam-logam berdasarkan
kenaikan potensial elektrode-nya disebut: Deret Volta.
Deret volta
Potensial sel Volta dapat
ditentukan melalui percobaan dengan voltmeter atau potensiometer,
Potensial sel juga dapat dihitung
berdasarkan data potensial elektrode, dengan rumus:
Eosel = Eoreduksi – Eooksidasi
Reaksi dapat berlangsung (reaksi
spontan) jika
nilai Eosel bernilai
positif.
2. Notasi Sel
Susunan sel Volta dapat dituliskan
dengan notasi singkat yang disebut diagram sel:
Anode
| larutan (ion) | | larutan (ion) |
katode
Anode dituliskan di sebelah kiri
(mengalami oksidasi),
dan katode di sebelah kanan
(mengalami reduksi).
Logam dan larutan dipisahkan dengan
satu garis vertikal, sedangkan
Antara reaksi oksidasi dan reduksi
dipisahkan dengan garis vertikal ganda menyatakan jembatan garam.
Contoh:
Zn | Zn2+ | | Cu2+ | Cu
3. Persamaan Nerst
Apabila larutan tidak dalam keadaan
standar, hubungan antara potensial sel (Eosel) dan potensial sel standar (Eosel) dapat dinyatakan dalam persamaan
Nerst.
Keterangan:
Esel =
potensial sel pada keadaan tidak standar
Eosel =
potensial sel pada keadaan standar
R =
kontanta gas ideal = 8,314 J/mol.K
T =
suhu mutlak (K) = oC
+ 273
n =
jumlah mol elektron yang terlibat dalam redoks
F =
konstanta Faraday = 96500 C/F
Q =
rasio konsentrasi ion produk terhadap konsentrasi ion reaktan (oks/red)
4. Sel Volta dalam Kehidupan sehari-hari
a. Aki (Akumulator)
Aki banyak digunakan pada kendaraan
bermotor karena
dapat menghasilkan listrik cukup
besar dan dapat diisi kembali.
Reaksi pada aki saat digunakan
(reaksi pengosongan)
Anode : Pb(s) + HSO4-(aq) ®
PbSO4(s)
+ H+(aq) + 2e-
Katode : PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3H+(aq) + 2e-
®
PbSO4(s)
+ 2H2O(l)
Pb(s) + PbO2(s) + 2HSO4-(aq) + 2H+(aq) ®
2PbSO4(s)
+ 2H2O(l)
b. Baterai Kering (Sel Leclanche)
Sel Leclanche terdiri dari silinder
seng yang berisi pasta dari campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), kabon (C), dan sedikit air.
Katode adalah lapisan dinding seng
(Zn).
Anode terbuat dari batang grafit
(karbon).
Reaksi:
Anode : Zn(s)
®
Zn2+(aq) + 2e-
Katode : 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e-
®
Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) ®
Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
b. Baterai Alkalin
Baterai alkalin pada dasarnya sama
seperti sel Leclanche, tetapi bersifat basa.
Elektrode-elektrode baterai alkalin
sama seperti sel Leclanche, yaitu seng (Zn) dan karbon MnO2, tetapi larutan KOH menggantikan
NH4Cl.
Anode : Zn(s) + 2OH-(aq) ®
Zn(OH)2(s) +
2e-
Katode : 2MnO2(s) + 2H2O(l) +
2e-
®
2MnO(OH)(s) + 2OH-(aq)
Zn(s)
+ 2MnO2(s) + 2H2O(l) ®
Zn(OH)2(s) +
2MnO(OH)(s)
Baterai alkalin mempunyai total
muatan lebih besar daripada baterai kering dan dapat menghasilkan arus lebih
besar.
Sel Elektrolisis dan Hukum Faraday
1. Susunan Sel Elektrolisis
Sel
elekrolisis merupakan kebalikan dari sel Volta, yaitu perubahan energi listrik
menjadi energi kimia.
Komponen
sel elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber
arus searah.
Elektron
bergerak dari kutub negatif (-) sumber arus menuju katode, pada katode terjadi reaksi reduksi, dan di anode terajdi reaksi oksidasi dan elektron menuju sumber arus
listrik.
2. Reaksi Elektrolisis
Kation
(ion positif) dari larutan tertarik ke katode (kutub negatif) yang kemudian
mengalami reduksi menjadi atom netral.
Anion
(ion negatif) tertarik ke anode (kutub positif) dan teroksidasi menjadi atom
netral.
Reaksi di Katode (Reduksi kation)
1. ion-ion yang berupa larutan
a. IA,
IIA, Al3+, Mn, dan ion-ion logam dengan Eo < -0,83 volt tidak tereduksi.
Reduksi terjadi pada pelarut (air).
2H2O(l)
+ 2e-
® 2OH-(aq)
+ H2(g)
b. ion-ion
logam yang memiliki Eo
> -0,83 direduksi menjadi logam
Ln+(aq)
+ ne- ® L(s)
c. ion
H+ dari asam direduksi menjadi gas
hidrogen (H2)
2H+(aq) + 2e- ® H2(g)
2. ion-ion
yang berupa lelehan akan tereduksi
menjadi
logam
Ln+(l)
+ ne- ® L(s)
Reaksi di Anode (oksidasi anode atau anion)
1. Elektrode
terbuat
dari
elektrode
inert (C, Pt, Au):
anion teroksidasi
a. Anion sisa asam oksi (mengandung O) : air akan
teroksidasi
2H2O(l) ®
4H+(aq) + O2(g) + 4e-
b. Anion sisa asam non-oksi (tidak mengandung O)
:
anion
tersebut teroksidasi
2X-(aq) ® X2(g) + 2e
c. Ion OH-(hidroksida) akan teroksidasi
4OH-(aq) ®
2H2O(l) + O2(g) + 4e-
2. Elektrode
terbuat
dari
elektrode
tidak
inert:
anode teroksidasi
L(s) ®
Ln+(aq) + ne-
Contoh:
Cu(s) ®
Cu2+(aq) + 2e-
Aspek kuantitatif elektrolisis
1. Hukum I Faraday
“Jumlah
zat yang dihasilkan di elektrode pada elektrolisis berbanding lurus dengan
jumlah muatan listrik yang dialirkan selama elektrolisis berlangsung”
Sebagai
contoh pada sel elektrolisis, di katode terjadi reaksi reduksi terhadap ion
logam Ln+ seperti pada persamaan reaksi
berikut:
L+(aq) + e-
®
L(s)
Jumlah
muatan listrik dapat dihitung dengan mengalikan muatan setiap satu elektron dan
jumlah elektron yang terdapat dalam 1 mol elektron.
Muatan
1 mol elektron = (muatan 1 elektron) x (jumlah 1 mol elektron)
= (1,67 x 10-19 coulomb) x (6,02 x 1023 elektron)
= 96.365 C = 96.500 C (dibulatkan)
1
Faraday = 96.500 C = 1 mol elektron
Rumus Hukum I Faraday:
Keterangan:
m =
massa zat yang dihasilkan (gram)
I =
arus listrik (ampere)
Ar =
massa atom relatif
n =
jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi (muatan ion)
T =
waktu (detik)
2. Hukum II Faraday
“Jika
ke dalam beberapa larutan yang berisi ion dialirkan muatan listrik yang sama
jumlahnya, massa logam yang mengendap berbanding lurus dengan massa
ekivalennya”.
Massa
ekivalen adalah perbandingan massa atom relatif dengan muatan ionnya (Ar/n).
Contoh:
ke dalam larutan Ag+,
Cu2+ dan Cr3+ dialirkan muatan listrik dengan
jumlah yang sama, massa endapan yang dihasilkan adalah:
Penggunaan Sel Elektrolisis dalam industri
1. Metalurgi
(Pengolahan Logam)
a. Proses Hall-Heroult
Aluminium
diperoleh dari elektrolisis lelehan Al2O3 yang berasal dari bijih bauksit.
Pada
proses ini, lelehan Al2O3 yang dicampur dengan kriolit (Na3AlF6) dielektrolisis dengan menggunakan
elektrode dari grafit.
b. Pemurnian Tembaga
Proses
pengambilan tembaga dari bijih tembaga mula-mula dilakukan dengan proses
reduksi. Akan tetapi tembaga yang dihasilkan belum murni. Pemurnian tembaga
tersebut dilakukan dengan elektrolisis larutan CuSO4, di mana logam tembaga yang tidak
murni dijadikan anode dan katodenya dari tembaga murni.
Penggunaan Sel Elektrolisis dalam industri
2. Industri Bahan Kimia
Pembuatan
bahan-bahan kimia tertentu, misalnya gas klorin dan NaOH, dilakukan dengan cara
elektrolisis.
3. Industri Kerajinan
Industrik
kerajinan dari logam, misalnya perhiasan dan alat-alat rumah tangga banyak
memanfaatkan proses elektrolis, yaitu dengan penyepuhan.
Korosi (Perkaratan)
Korosi adalah reaksi redoks antara
logam dan beberapa zat yang berada di lingkungan menghasilkan senyawa-senyawa
lain yang tidak dikehendaki.
Secara elektokimia, proses
perkaratan besi adalah peristiwa teroksidasinya logam besi oleh oksigen yang
berasal dari udara.
Anode : Fe(s) ®
Fe2+(aq) + 2e- Eo = +0,44 V
Katode : O2(g)
+ 2H2O(l) + 4e-
®
4OH-(aq) Eo
= +0,40 V
Reaksi sel : 2Fe(s) + O2(g)
+ 2H2O(l) ®
2Fe2+(aq) + 4OH-(aq) Eoreaksi =
0.84 V
Ion Fe2+ kemudian teroksidasi lebih lanjut:
4Fe2+(aq) + O2(g) + (4+2n)H2O
®
2Fe2O3.nH2O + 8H+(aq)
Faktor-faktor yang mempercepat korosi
1. Air dan kelembaban udara
Pada
reaksi redoks korosi, air merupakan salah satu faktor penting terjadinya
korosi.
2. ELekrolit
Elektrolit
(asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer muatan.
3. Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan
logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan yang akhirnya
berperan sebagai katode dan anode.
4. Terbentuknya sel elektrokimia
Jika
dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan lembab, dapat
terbentuk sel elektrokimia secara langsung.
Cara Memperlambat Korosi
1. Mengontrol atmosfer agar tidak lembap dan
banyak oksigen
Misalnya
dengan membuat lingkungan udara bebas dari oksigen dengan mengalirkan gas CO2.
2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di
udara.
a. Mengecat, melapisi dengan plastik, memberi
minyak atau gemuk
b. Galvanisasi, yaitu melapisi logam dengan seng
(contoh atap seng)
c. Electroplating, yaitu melapisi logam dengan
logam lain.
3. Perlindungan katodik
Perlindungan
katodik dilakukan dengan menghubungkan logam yang akan dilindungi dengan logam
lain yang mempunyai potensial elektrode sangat rendah (biasanya Mg).
Silahkan unduh versi PDF nya:
No comments:
Post a Comment
Komentar Anda: